7 Cara Mencegah Kecelakaan di Tempat Kerja

Tindakan mencegah kecelakaan di tempat kerja perlu menjadi perhatian khusus. Terjadinya kecelekaan kerja menimbulkan banyak kerugian. Dimana fisik dan mental para pekerja sangat dirugikan. Selain itu, kecelakaan kerja menyebabkan kerugian secara finansial juga bagi pemberi kerja.
Dari pada fokus dalam perbaikan setelah terjadinya insiden. Pengusaha atau pemberi kerja harusnya lebih fokus dalam mencegah kecelakaan di tempat kerja sejak dini.
Macam-macam Bahaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Di setiap industri pekerjaan tentu mempunyai resiko masing-masing. Jenis bahaya yang timbul pun bukan hanya kecelakaan secara fisik. Berikut macam-macam resiko bahaya kerja yang dikutip dari Organisasi Internasional:
1. Bahaya K3 – ILO (International Labour Organization)
Referensi pertama yang akan kita bahas dikutip dari ILO. Atau lebih dikenal dengan Organisasi Buruh Internasional. Organisasi buruh yang terletak di Swiss ini dibuat dibawah naungan PBB.
Tipe bahaya yang disebutkan pada organisasi ILO dari Ensiklopedia K3 meliputi:
- Bahaya secara biologis atau fisik
- Bahaya dari alat elektronik
- Tekanan
- Bahaya yang ditimbulkan dari listrik
- Api
- Kualitas udara pada ruangan
- Pengelolaam lingkungan pada ruangan
- Bahaya yang berasal dari getaran
- Radiasi
2. Bahaya K3 – OSHA (Occupational Safety and Health Adiministration)
Referensi kedua berasal dari OSHA atau Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bahaya K3 yang dibagikan dari analisis Job Hazard meliputi:
- Bahan kimia beracun
- Bahaya dari zat yang gampang terbakar
- Korosif
- Listrik statis dan juga sengatan listrik
- Ledakan dari reaksi kimia ataupun tekanan yang dihasilkan
- Bahaya dari Tindakan manusia, seperti cedera
- Bahaya dari reruntuhan yang jatuh
- Jatuh dari ketinggian
- Radiasi
- Bahaya dari benda berupa tabrakan
- Faktor cuaca
- Kekerasan yang terjadi ditempat kerja
Cara Mencegah Kecelakaan di Tempat Kerja
Setelah mengetahui macam-macam bahaya yang dapat terjadi ditempat kerja. Perlu ada Tindakan dari pengusaha ataupun pekerja untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja.
1. Hindari Tindakan Berisiko
Salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja adalah pekerja terlalu memaksakan diri. Mungkin dengan alasan ingin membuat rekan terkesan. Ingin meningkatkan kinerja dengan harapan kenaikan gaji. Atau mungkin alasan lain yang tidak kita ketahui.
Tidak menggunakan APD lengkap pada pekerjaan berat seperti kontruksi. Ini bisa dapat menimbulkan masalah di tempat kerja. Seperti yang dikutip dari Rian Jaya Safety, pekerja perlu memahami pentingnya penggunaan alat safety. Pengusaha juga dapat memberikan arahan dan edukasi tentang jenis-jenis peralatan safety dan fungsinya.
Produktif dan kreatif memang sangat diperlukan saat bekerja. Namun, pengusaha perlu mengedukasi pekerja. Bahwa keselamatan dan Kesehatan jauh lebih beharga dari pada peningkatan produktivitas yang berlebihan.
2. Penerapan Tindakan Pengendalian

Jika pengusaha paham akan bahaya yang dihadapi oleh pekerja. Pengusaha perlu menerapkan Tindakan pengendalian. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Diagram hierarki kontrol di atas menunjukkan urutan kontrol. Ini dapat digunakan untuk keefektifan di tempat kerja.
Pertimbangkan, contohnya, jika karyawan yang bekerja di depan laptop/PC. Bisa beresiko mengalami CTS (Carpal Tunnel Syndrome). Penggunaan APD wrist brace menjadi pilihan paling tidak efektif. Karena, ada solusi lebih baik dari itu.
Seperti memberikan waktu istirahat pendek. Atau dengan memvariasikan pekerjaan karyawan. Sehingga karyawan tidak secara terus menerus melakukan gerakan mengetik yang sama di seluruh jam kerjanya.
3. Memonitor Kebijakan dan Prosedur Keselamatan Kerja
Memonitor prosedur keselamatan kerja menjadi salah satu opsi untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja. Mungkin dalam sekali setahun, atau setelah terjadinya kecelakaan kerja. Untuk penanggung jawab, perlu mengontrol peralatan, lokasi kerja, dan faktor lainnya.
Seperti kapan waktu yang tepat untuk memperbarui protokol keselamatan dan Kesehatan. Bicarakan perubahan tersebut kepada pekerja. Dan tak lupa untuk memberikan pelatihan dari pembaruan kebijakan atau prosedur kerja yang dibuat.
4. Sediakan Pelatihan yang Memadai
Karyawan yang kurang terlatih dapat membahayakan dirinya sendiri dan juga pihak lain. Tanpa adanya pelatihan, tanpa sadar karyawan dapat menimbulkan resiko berbahaya kedepannya.
Untuk mencegah itu terjadi. Pengusaha perlu mengadakan program pelatihan untuk karyawan baru. Baik itu yang memiliki pengalaman ataupun tidak. Meskipun ini sedikit memakan waktu. Tetapi pelatihan memberikan efek yang nyata untuk jangka Panjang.
Selain melindungi karyawan dari bahaya kerja. Terdapat kemungkinan untuk pengusaha melindungi dari tuntutan hukum. Lakukan sesi pelatihan secara teratur agar tetap menjaga karyawan untuk mengetahui kebijakan dan prosedur.
5. Lakukan Pemeriksaan Secara Teratur
Pada industry pekerjaan seperti ekspedisi pengiriman, kontruksi, service, dan sejenisnya. Tidak dapat dipungkiri, memerlukan penggunaan alat berat dan perlengkapan berbahaya. Resiko terjadinya kecelakaan kerja semakin tinggi.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Dengan cara melakukan pemeriksaan alat dan barang secara rutin. Pastikan peralatan kerja dapat digunakan dengan baik dan aman.
Jika terjadi kerusakan barang. Perlu segera melakukan Tindakan untuk perbaikan. Terlalu menghemat anggaran untuk perbaikan barang hanya bisa merugikan Kesehatan pekerja dan perusahaan saja.
6. Pengawasan Pekerja

Pengawasan yang memadai merupakan bagian penting dalam mencegah terjadinya resiko kecelakaan. Baik itu untuk pekerja kantor dan juga pekerja di lapangan. Pastikan pekerja memahami dengan baik tugas mereka.
Pekerja juga memerlukan akses yang mudah ke supervisor. Arahan dan supervisor sangat penting saat jalannya suatu pekerjaan. Pelatihan supervisor diperlukan agar bisa terbuka dan mudah saat berkomunikasi dengan pekerja.
7. Tawarkan Berbagai Macam Dukungan
Lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Tak hanya itu, tugas, Pendidikan, pengalaman, kondisi fisik, dan mental pun juga dapat menjadi faktor. Faktor masalah seperti itu dapat mengganggu produktivitas para pekerja.
Menawarkan pekerja daftar lengkap sumber daya Kesehatan fisik dan mental dalam tunjangan mereka. Menjadi Tindakan yang tepat dalam menjamin keselamatan dan Kesehatan kerja.